Monday, November 5, 2012

Cara Tepat Menasehati Anak


Ajak anak bicara dari hati ke hati. Membentak membuat anak kurang percaya diri.
Menasihati anak memang gampang-gampang susah. Tak semua anak juga menerima dinasihati orang tua. Namun kadang kala cara menasehati anak pun kurang tepat, dan membuat anak tidak nyaman bahkan malah membangkang. Mau tahu cara tepat menasehati anak? Simak beberapa tips berikut.

Memberikan nasihat pada anak merupakan cara orangtua memberikan pemahaman pada anak terkait kesalahan yang telah diperbuatnya.
Namun tak jarang anak kurang merespons bahkan menyadari apa yang disampaikan orangtua. Sebagai orangtua, jangan lantas kesal dan marah atas respons balik yang disampaikan anak. Apakah, Anda sebagai orangtua menyampaikan nasihat tanpa ego, nada keras, membentak bahkan memukul? Jika Anda masih menasihati anak dengan cara demikian, jangan berharap anak-anak menuruti apa yang Anda sampaikan.

Menurut Anggia Chrisanti, S.Psi. psikolog dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria, Bogon Jawa Barat, menasihati anak dengan nada yang keras sangat salah besar dan tidak dianjurkan. “Ini tidak ' tepat dan bisa memengaruhi mental anak. Dan, jangan salahkan anak jika melihat orangtua sebagai sosok yang menakutkan. Dampak lainnya bisa membuat anak lebih tertutup pada orangtua juga tidak percaya diri,” ujar Anggia.

Hal senada juga disampaikan Reynitta Poerwito, Bach.of Psych, M. Psi, Psikolog yang berpraktik di Eka Hospital, BSD City, Tangerang Selatan. Menurutnya, menasihati anak dengan cara nada tinggi (membentak) berdampak buruk pada mental anak. “Orangtua yang terlalu keras mendidik anak seperti menasihati anak dengan menggunakan kekerasan fisik berdampak buruk bagi perkembangan anak. Anak akan mengikuti perilaku orangtua dan membuatnya low self-esteem atau kurang percaya diri,” jelas psikolog lulusan dari Universitas ` Indonesia ini.

Bicara dari Hati ke Hati.
Setiap orangtua wajib menasihati buah hatinya. Jika anak melakukan kesalahan sebaiknya orangtua menasihatinya dengan cara memanggilnya dan memberi  tahu apa yang dilakukannya kurang tepat. Menasihati anak dengan mengajaknya bicara membuat anak nyaman dan mendengar apa yang disampaikan orangtua. “Dengan mengajak anak bicara dari hati ke hati tanpa memojokkan atas kesalahan yang dilakukannya membuat anak lebih nyaman dan sangat efektif daripada memarahi anak yang bisa menimbulkan masalah baru," ungkap Anggia.

Menurut Ireyna, setiap anak memiliki pola pikir dan kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang bersikap keras, lembut bahkan ada juga anak yang bersikap tak peduli dengan nasihat yang disampaikan oleh orangtua. Ini yang harus dipikirkan oleh para orangtua saat memberikan nasihat kepada sang anak. “Tiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Maka dari itu, orangtua harus jeli dan tahu bagaimana cara menyampaikan nasihat agar didengar dan dijalankan anak. Belum tentu dengan membentak-bentak anak akan menuruti keinginan orangtua dan menyadari kesalahan yang telah dilakukannya,” terang Ireyna.

Ditambahkan Ireyna, ada tipe anak yang sangat takut berbuat kesalahan sehingga apapun yang disampaikan orangtuanya akan diturutinya tanpa orangtua harus membentaknya. Ada juga tipe anak yang suka menantang nasihat orangtuanya. “Menasihati dengan cara membentak anak selama masih dalam batas wajar dan tujuannya untuk kebaikan, sah-sah saja. Namun, orangtua harus sadar benar bahwa suara keras yang dikeluarkan masih dapat dikontrol dengan baik, alias tidak emosi dan membuat anak mengerti kenapa orangtua mengeluarkan nada keras,” jelasnya.

Waktu Tepat Menasihati Anak. 
Sebagai orangtua juga harus mengerti waktu yang tepat menasihati anak. Misal saja anak berulah saat bertamu ke rumah kerabat, kadang orangtua memarahi anak saat itu juga. “Cara yang benar adalah memanggil anak dan memberi tahu anak apa yang dilakukannya kurang tepat dan meminta anak agar berbuat sopan saat bertamu di rumah orang tanpa harus membentak atau memarahi anak," jelas Anggia.

Memang tak ada waktu khusus untuk menasihati anak. Hanya saja sebagai orangtua Anda juga harus mengerti Waktu tepat menasihati anak. Misalnya saja saat anak sedang emosi, sebaiknya orangtua juga mengerti kondisi anak dan memberikan ketenangan pada sebelum membicarakan permasalahan yang terjadi. Memberikan batasan waktu ini agar anak tenang dan juga bisa berpikir dan mendengar nasihat orangtua. “Sebetulnya tidak ada waktu khusus saat orangtua menasihati anak. Akan tetapi orangtua bisa melihat kondisi yang tepat   baru menasihati anak. Lihat suasana hati anak,” terang Ireyna. 

Tips. Berikut beberapa  tips yang dapat dilakukan saat akan menasihati anak: 

1. Pelajari tipe kepribadian, sifat dan karakter anak sebelum memberikan nasihat. Pilih kata-kata yang tepat saat menasihati, tidak memojokkan anak serta jangan memarahi anak di depan banyak orang.
2. Ingatlah bahwa kesalahan yang dibuat anak biasanya tidak sengaja. Besar kecilnya hukuman yang akan diberikan sebaiknya tidak didasari oleh luapan emosi orangtua sehingga anak mengerti maksud dan tujuan diberikannya hukuman tersebut. Orangtua pun harus menyampaikan kesalahan anak sehingga ia harus menerima hukuman seperti tidak mendapatkan   uang jajan saat hari libur. Sampaikan nasihat secara perlahan dan dalam suasana yang tenang sehingga anak merasa tidak terancam atau ketakutan.
3. Orangtua adalah teladan bagi anak. Sikap dan perilaku yang baik dari orangtua dapat berpengaruh pembentukan karakter dan kepribadian anak. Maka berikan nasihat . sewajarnya dengan bahasa yang mudah dipahami anak.   

No comments:

Post a Comment