Thursday, December 20, 2012

Bersahabat Dengan Kolesterol Baik


Bebas menyantap makanan lezat setiap hari tentu menyenangkan. Tetapi, apa jadinya jika cita rasa lezat yang hanya ’sesaat’ di lidah itu berubah menjadi bumerang bagi jantung yang mengancam keselamatan jiwa? Nah, singkirkan saja sajian tak bersahabat dan mulailah beralih mengonsumsi kolesterol baik. Lebih menyehatkan, bukan?


Mungkin Anda salah satu di antara sekian banyak orang yang masih memiliki stigma buruk terhadap kolesterol. Ya, kolesterol memang seringkali dijadikan ’kambing hitam’ untuk berbagai gangguan kesehatan, mulai dari obesitas, Stroke, hingga penyakit jantung. Padahal, tidak semua jenis kolesterol itu merugikan tubuh. Nah. mulailah belajar mengenali jenis kolesterol pada sumber makanan dalam diet Anda sehari-hari.

HDl Si Kolesterol Baik
'Tak kenal maka tak sayang.” Pepatah ini dapat menggiring kita untuk bisa memahami dengan baik apa itu kolesterol berikut jenis jenisnya. Kolesterol merupakan senyawa lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu. Tak heran jika tubuh pun membuat sendiri 80% senyawa ini di dalam hati yang dikenal dengan ’kolesterol endogen’ dan mendapatkan 20% sisanya dari beberapa bahan makanan, seperti daging, telur, produk susu, mentega, dan lemak hewani yang akrab disebut ’kolesterol eksogen.'

Ada tiga jenis kolesterol: kolesterol LDL (low density lipoprotein), kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan trigliserida.

Kolesterol LDL merupakan jenis kolesterol yang mengangkut paling banyak senyawa kolesterol lain yang ada dalam darah. LDL inilah yang disebut sebagai kolesterol jahat, karena kadarnya yang tinggi pada darah seseorang akan mengendapkan berbagai kolesterol dalam pembuluh darah arteri. Kolesterol LDL terdiri dari asam lemak jenuh yang berasal antara lain dari gajih, jeroan, otak, mentega, margarin, dan santan. 

Sementara kolesterol HDL bertugas mengangkut kolesterol lain yang lebih sedikit dan sering disebut kolesterol baik karena jenis kolesterol ini mampu membuang kelebihan kolesterol jahat yang ada dalam pembuluh darah arteri untuk kembali ke hati yang selanjutnya akan diproses, lalu dibuang. Dengan demikian, HDL bisa membantu mencegah kolesterol jahat membentuk plak pada dinding pembuluh darah. Kolesterol HDL terdiri dari asam lemak tak jenuh yang berasal dari minyak goreng yang terbuat dari biji-bijian, seperti jagung, kacang tanah, kedelai, zaitun, dan biji bunga matahari.

Pakar gizi medis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Saptawati Bardosono, MSC menyebutkan bahwa kolesterol jahat memang dapat menyebabkan terjadinya penyempitan atau pun penyumbatan liang pembuluh darah. Oleh karena itu, usahakan kadar kolosterol ini berada dalam ambang normal, yaitu kurang dari 100 mg/dL. Sementara kolesterol HDL berperan membawa kolesterol LDL dalam aliran darah untuk kembali menuju hati, sehingga mampu mencegah penyempitan / penyumbatan pembuluh darah yang tidak diinginkan. ”Usahakan kadar kolesterol baik tetap normal (minimal 60 mg/dL) agar kesehatan jantung tetap terjaga,” tegasnya mewakili Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia Jakarta Raya.

Sementara trigliserida terbentuk saat seseorang mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat, sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya beberapa gangguan, termasuk penyakit jantung, jika kadar normalnya kurang dari 150 mg/dL.

Sayangi Jantung Anda!
Adanya bukti bahwa kadar HDL yang tinggi mampu menurunkan risiko penyakit jantung telah memicu berbagai penelitian intensif untuk meningkatkan jumlah kolesterol baik ini bagi tujuan terapi. Cara untuk meningkatkan kadar HDL ini memang banyak ragamnya, seperti berolahraga aerobik, tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, serta pengaturan diet sehat, seperti dijelaskan Dr Saptawati.

Meskipun demikian, penyakit jantung bukan semata-mata disebabkan oleh rendahnya kadar kolesterol HDL. Tingginya tekanan darah dan kadar gula darah, serta obesitas (terutama obesitas perut) juga sangat berisiko terhadap penyakit yang mematikan ini.

Penelitian Framingham Heart Study membuktikan bahwa kadar kolesterol HDL yang rendah terbukti sebagai penanda risiko gangguan kesehatan jantung, bukan karena tingginya kadar kolesterol LDL dan trigliserida. Mereka yang memiliki kadar kolesterol HDL rendah berisiko terkena gangguan jantung tiga kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang kadar kolesterol HDL-nya normal.

Oleh karena itu, mulailah membiasakan diri untuk menyayangi jantung Anda dengan manajemen pola makan yang tepat. Yaitu dengan gizi seimbang sesuai anjuran untuk menjaga kadar lemak darah, serta menjalankan pola hidup yang aktif dan sehat. (K)

No comments:

Post a Comment