Showing posts with label Kesehatan Ibu Hamil. Show all posts
Showing posts with label Kesehatan Ibu Hamil. Show all posts

Monday, March 18, 2013

Hamil di Usia 40 Berisiko Kematian atau Anak Cacat


Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Namun bagaimana dengan keinginan memperoleh anak saat istri berusia lebih dari 40 tahun? Benarkah hamil dan melahirkan di usia tersebut bisa menyebabkan kematian pada ibu hamil atau kelainan pada anak yang dilahirkan? Apa penyebab dan bagaimana cara meminimalisir risiko tersebut?  



Menurut dr, Sanny Santana Sp.OG, dokter kandungan dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, usia yang aman untuk hamil adalah kisaran 20-35 tahun, di atas itu harus diwaspadai. Meski demikian masih banyak wanita yang baru hamil atau pun menambah momongan di usia 40 tahun. Menurutnya, semakin tua umur wanita untuk hamil, semakin tinggi risikonya, karena kualitas sel telur yang dilepaskan juga telah berusia tua. “Kan sejak wanita dilahirkan telah memiliki sel telur yang dilepaskan tiap bulan melalui menstruasi. Kalau hamil di usia 40 tahun, sel telur yang dikeluarkan juga usianya sudah tua sehingga kualitasnya berkurang,” ujar dr Sanny.

Anak Cacat. Di usia 40 tahun banyak faktor yang membuat kualitas sel telur juga ikut menurun. Gaya hidup, pola makan, kurangnya berolahraga Serta polusi dan radiasi seperti sinyal handphone dan gadget berdampak besar menurunkan kualitas sel telur. Karena itu hamil di usia 40 tahun punya banyak risiko seperti kelainan anak seperti down syndrom hingga cacat.

Sementara itu, di usia 40, telah terjadi penurunan fungsi reproduksi pada wanita. Mulai dari kontraksi otot rahim hingga saluran vagina yang mempersulit bayi dilahirkan secara normal. Belum lagi penyakit-penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes hingga obesitas.

Tekanan darah tinggi dinilai cukup berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Tensi darah tinggi tentu akan berpengaruh pada sirkulasi darah yang mengalirkan oksigen dan makanan pada bayi dalam kandungan. Sebaliknya dengan kolesterol yang menyumbat saluran pembuluh darah yang membuat asupan nutrisi dan suplai oksigen pada bayi tidak lancar. Bahayanya lagi saat hamil kecenderungan tensi darah meningkat semakin besar. Sama dengan tensi darah, wanita yang memiliki riwayat diabetes juga kadar gulanya lebih mudah naik saat hamil tua.

Sementara itu, obesitas adalah salah satu penyakit yang cukup membahayakan bagi kesehatan anak di dalam kandungan. Maklum, wanita berusia di atas 40 biasanya sulit mengontrol berat badan. Padahal saat hamil, berat, badan wanita bisa naik hingga 20 kg. Risiko kegemukan ini yang akan menyulitkan seorang ibu saat melahirkan. Tak heran kepada wanita yang hamil di usia 40 ke atas, dokter menyarankan untuk melahirkan secara Caesar. “Ibu yang sedang mengandung dengan berat badan seimbang saja memiliki risiko komplikasi kehamilan apalagi ibu yang mempunyai berat badan lebih atau obesitas,” ujar dr. Frizar Irmansyah dari RSPP Jakarta Selatan.

Dari beberapa penelitian menyebutkan seorang wanita yang memiliki riwayat obesitas biasanya melahirkan sebelum memasuki usia kehamilan 37 minggu. Kelahiran lebih awal ini justru akan meningkatkan risiko kesehatan pada sang bayi. Lebih lanjut dr. Frizar juga menambahkan, wanita yang hamil di usia 40 memiliki risiko keguguran.

Rutin Konsultasi. Di balik risiko yang membayangi, dr. Sanny mengatakan, wanita berusia 40 tahun namun masih ingin memiliki keturunan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terutama masalah kesehatan ibu hamil minimal tiga bulan sebelum masa kehamilan. “Hamil di atas 40 tahun boleh saja asalkan calon ibu hamil itu dalam kondisi sehat,” ujar dr. Frizar. Di luar negeri jumlah kelahiran wanita usia di atas 40 tahun mengalami peningkatan, rata-rata angka kelahiran wanita usia 40-44 tahun mengalami peningkatan hingga 3 persen.

Nah, untuk memastikan kehamilan dalam kondisi baik dan janin sehat maka disarankan seorang yang hamil di atas umur 40 tahun rutin melakukan pemeriksaan kesehatan kehamilan pada dokter kandungan. Selain itu, lakukan pemeriksaan USG guna mengetahui kelainan pada bayi baik fisik maupun kromosom yang dapat menimbulkan penyakit cacat mental seperti down syndrome.

Menurut dr. Sanny masa kehamilan trimester pertama (tiga bulan pertama) cabang bayi bisa dicek apakah terdapat cairan pada leher bayi, maka 85% akan terjadi kelainan seperti cacat mental seperti down syndrome. Cara yang dapat dilakukan dengan melakukan screening kehamilan ini bisa berupa pemeriksaan alfa feto protein (AFP), hormon dan screening USG (ultrasonografi) untuk melihat ada tidaknya kelainan anatomi janin. Pemeriksaan USG dilakukan dengan mengukur tebalnya lipatan leher janin. Pemeriksaan di atas untuk mendiagnosis secara dini, dan bukan untuk mencegah terjadinya down syndrome.

Selain itu di bulan keempat bayi bisa dilakukan pemeriksaan amiosintesis. Dengan mengambil sampel air ketuban dan melihat jumlah kromosom. Pastikan jumlah kromosom 46 XX atau 46 XY Jika benar terjadi kelainan yang mengarah pada down syndrom biasanya dokter menyarankan mengakhiri kehamilan ataupun melanjutkan kehamilan dengan risiko down syndrome.

Dokter Frizar mengatakan, terjadinya kelainan pada kehamilan di atas usia 40 tak sepenuhnya salah dari wanita. Kondisi sperma yang kurang berkualitas juga bisa menyebabkan kelainan dari anak yang dikandung. Karena itu bagi pasangan yang masih ingin memiliki momongan di usia 40 atau baru menikah di umur tersebut, tidak salah melakukan pengecekan kesehatan alat kelamin dan sperma suami. Apakah dapat membuahi sel telur dengan sempurna, atau juga terdapat kelainan pada kromosom yang dibawa suami.

Protein Tinggi. Nah, bagi Anda yang tetap ingin hamil di usia 40, Selain memeriksakan kesehatan pra kehamilan baik suami maupun istri, hal yang harus diperhatikan lainnya adalah memberikan nutrisi yang banyak mengandung protein seperti banyak mengonsumsi susu, daging dan telur. Jika tidak suka minum susu, karena bau amis ibu hamil bisa mengonsumsi es krim yang berbahan dasar susu, yang dikombinasikan dengan alpukat dan cokelat yang berfungsi untuk pertumbuhan bayi dalam rahim.

Selain memberikan nutrisi empat sehat lima sempurna, ibu hamil di atas umur 40 tahun juga dianjurkan melakukan olahraga ringan dua minggu sekali agar janin yang dikandung tetap sehat. Selain itu wanita yang hamil di atas umur 40 juga rentan mengalami stres. Padahal bagi bumil stres harusnya dihindari karena dapat berpengaruh pada kesehatan janin. “Stres yang berkepanjangan bisa menyebabkan ukuran dan bobot bayi yang dilahirkan lebih kecil dan tidak normal,” jelas dr. Frizar.

dr. Frizar juga menyarankan bumil mengubah gaya hidup kurang sehat seperti sering tidur malam, merokok, konsumsi obat di luar resep dokter hingga alkohol. “Obat, dan minuman beralkohol bisa menyebabkan anak cacat,” pungkas dr. Frizar. Ramdhoni.

Sumber : Tabloid Femme

Thursday, November 1, 2012

Ramping Setelah Melahirkan Berkat Daun Katuk dan Jati Belanda

Tak hanya terlihat gemuk, tubuh wanita setelah melahirkan juga terlihat tidak proporsional. Ketika masih memberikan ASI eksklusif kaum ibu biasanya mengabaikan bentuk tubuh, padahal jika didiamkan berlarut-larut akan sulit mengembalikan berat badan ke angka ideal. Tak perlu khawatir karena hal tersebut bisa diatasi dengan daun katuk dan daun jati belanda yang memang bisa melancarkan pencernaan dan mengikat kelebihan lemak.  Benarkah? 


Laporan statistik yang dipublikasikan oleh WHO, badan kesehatan dunia baru-baru ini melaporkan bahwa lebih dari 20 persen wanita mengalami kesulitan mengembalikan berat badannya ke angka ideal setelah melahirkan. Umumnya mereka mempraktikkan berbagai usaha untuk membakar timbunan lemak, seperti minum obat pelangsing instan, diet ketat, olahraga berat hingga treatment pelangsingan modern yang dianggap mampu menurunkan berat badan setelah melahirkan. Namun, bukannya berat badan menjadi ideal tetapi justru membuat wanita mengalami masalah yoyo syndrome atau berat badan turun cepat, kemudian kembali naik melebihi berat badan awal.

Padahal seharusnya untuk menurunkan berat badan tidak seekstrim itu. Menurut dr. Erwin Christianto, M,.Gizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik, ada dua metode pelangsingan tubuh yang bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan, yaitu metode pelangsingan cepat (temporer) dengan mengurangi asupan makanan 1500-1700 Kalori dan metode pelangsingan jangka panjang dengan menerapkan kombinasi antara perubahan pola makan, aktivitas fisik dan gaya hidup. Kedua metode ini sebaiknya dilakukan setelah enam bulan melahirkan atau setelah memberikan ASI eksklusif selama enam bulan agar tidak membahayakan kesehatan ibu dan bayinya.

Dua Metode. Berikut penjelasan mengenai dua metode pelangsingan, yaitu:
1. Metode Pelangsingan Cepat, 1500-1700 Kalori
Metode pelangsingan cepat mampu menurunkan berat badan hingga 5 kg per bulan atau 2 kg dalam seminggu, karena itu harus dilakukan di bawah pengawasan seorang 4 dokter spesialis gizi klinik. Dalam metode ini asupan kalori dibatasi 1500-1700 Kalori, sehingga jika tidak dilakukan di bawah pengawasan dokter dikhawatirkan akan terjadi defisiensi atau kekurangan zat besi yang berakibat pada gangguan kesehatan.

Selain itu, jika metode ini tidak dilakukan di bawah pengawasan dokter maka bisa menyebabkan terjadinya yoyo syndrome. Saat metode pelangsingan cepat ini dihentikan dan Anda kembali menjalani pola hidup yang lama maka berat badan Anda justru akan melonjak naik, melebihi berat badan sebelumnya (yoyo syndrome).

Jika mengalami yoyo syndrome, pada berat badan yang kembali naik yang bertambah adalah massa lemak. Semakin sering mengalami yoyo maka semakin banyak massa lemak. Akibatnya akan semakin sulit menurunkan berat badan. Jika dilakukan di bawah pengawasan dokter, maka dokter bisa mengontrol makanan dan suplemen yang harus dikonsumsi untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan dan efek yoyo.

Seseorang yang menjalankan metode cepat ini dianjurkan mengonsumsi sumber makanan karbohidrat, lemak dan protein secara seimbang, tetapi jumlah karbohidrat, lemak dan , proteinnya harus dipilih. Untuk asupan lemak, pilih lemak yang mengandung asam esensial seperti ikan. Untuk asupan protein, pilih protein yang mudah diserap tubuh seperti ayam tanpa kulit.

Untuk karbohidrat pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah yang mudah diserap tubuh dan bisa menahan lapar lebih lama. Sayur-sayuran hijau seperti bayam dan buah-buahan seperti apel dan pir juga dianjurkan. Untuk mencegah kekurangan zat besi akibat gizi yang tak seimbang maka diberikan suplemen khusus yang kaya akan kandungan vitamin dan mineral.

Sesuai namanya metode pelangsingan cepat, maka metode ini tidak boleh dilakukan dalam jangka waktu lama. Metode ini hanya dianjurkan dilakukan selama seminggu hingga satu bulan. Setelah mencapai berat badan sesuai dengan yang diinginkan, dokter spesialis gizi klinik akan membuat program pelangsingan baru yang sesuai dengan berat badan seseorang. Selain itu, dokter akan membuat program latihan fisik untuk mencegah kembali ke pola makan lama dan terjadinya yoyo syndrome.

2. Metode Pelangsingan Jangka Panjang
Metode pelangsingan jangka panjang merupakan metode pelangsingan yang dilakukan secara perlahan dengan mengombinasikan perubahan pola makan, aktivitas fisik dan gaya hidup. Meskipun penurunan berat badannya tidak sedratis metode pelangsingan cepat, metode pelangsingan satu ini sangat dianjurkan bagi Anda yang ingin memiliki tubuh langsing lebih langgeng. Karena, selain mampu menurunkan berat badan kaum ibu sebesar 2-4 kg dalam satu bulan, metode ini juga tergolong aman dan tidak harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Selama dua minggu pertama ibu dianjurkan untuk tetap makan makanan gizi seimbang 3 kali sehari. Misalnya makan pagi dan makan siang, cukup mengonsumsi 6-8 sdm nasi putih atau 8-10 nasi merah, potong ikan atau ayam bakar, semangkuk kecil sayur bayam rebus dan sebutir apel. Makan malamnya cukup mengonsumsi 4-6 sdm nasi putih atau 6-8 sdm nasi merah, pepes ikan, semangkuk kecil kol rebus dan sebutir buah pir.  

Thursday, October 18, 2012

Mendengkur Jadi Tanda Praeklamsia


Kehamilan bisa memicu calon ibu tidur mendengkur. Naiknya kadar estrogen dan hormon lain, juga bertambahnya berat badan, berpotensi membuat jaringan di saluran napas bengkak sehingga muncul “suara gergaji” itu. Dengkuran bisa juga berkaitan dengan gangguan serius.

Perempuan yang mulai mendengkur ketika hamil sangat berisiko mengalami hipertensi dan praeklamsia.

Itulah hasil penelitian di University of Michigan, AS, seperti disiarkan ScienceDaily Online, pekan lalu. Louise O”Brien, Ph.D, asosiat profesor di Pusat Gangguan Tidur University of Michigan, dalam laporan penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menyatakan, penelitian itu menunjukkan bahwa mendengkur saat hamil terkait erat dengan praeklamsia serta hipertensi gestasional. "Kami menemukan bahwa sering mendengkur berperan besar dalam masalah tekanan darah tinggi, bahkan setelah kami menghitung faktor-faktor risiko lainnya," ujar O'Brien. "Kami juga tahu," lanjutnya, "bahwa hipertensi selama kehamilan, khususnya praeklamsia, berkaitan dengan lahirnya bayi yang kecil, risiko tinggi mengalami kelahiran prematur, atau bayi harus mendapat 

perawatan intensif di rumah sakit." Studi yang dipercaya sebagai yang terbesar di bidang tersebut menjangkau responden lebih dari 1.700 perempuan. Ini merupakan Studi yang pertama menunjukkan kaitan antara mendengkur dan risiko masalah kardiovaskular pada ibu hamil. Ibu dan bayi lebih sehat   Kebiasaan mendengkur 3-4 malam dalam seminggu didefinisikan sebagai gejala gangguan henti napas atau OSA (obstructive sleep apnea). Sekitar 25 perempuan mulai sering mendengkur di saat hamil dan mereka ini berisiko dua kali lipat untuk terkena hipertensi daripada ibu hamil yang tidak mengorok. 

O’Brien menyatakan, lebih dari 19 persen gangguan hipertensi selama hamil bisa diringankan melalui penanganan yang biasa dilakukan untuk mengatasi OSA. Ibu hamil yang mendengkur juga bisa ditangani dengan CPAP (continuous positive airway pressure) atau tekanan saluran udara positif kontinyu. Ini melibatkan mesin yang digunakan selama tidur untuk menjaga saluran napas tetap terbuka. Menggunakan CPAP mungkin bisa menurunkan hipertensi pada ibu hamil. O’Brien sudah melakukan studi untuk menguji hipotesis ini. "Hipertensi kehamilan secara global menjadi penyebab utama kematian ibu dan anak, dan perlu biaya miliaran dolar setiap tahun  untuk mengobatinya," katanya. Dengan menanyakan kebiasaan mendengkur pada ibu hamil saat pemeriksaan oleh dokter, apalagi jika ibu sudah terkena hipertensi, akan lebih mudah mendeteksi risiko OSA lalu menanganinya secara tepat. Jika ini dilakukan akan berpeluang lebih besar menyehatkan ibu dan bayinya. 
Tips Untuk mencegah dengkuran:
* Posisi tidur miring dan kepala lebih tinggi dari tubuh.
* Hindari penambahan berat badan yang berlebihan.
* Hindari konsumsi kafein.  


Sumber: Tabloid Gaya Hidup Sehat

Sunday, October 7, 2012

Atasi Gangguan Tidur Saat Hamil


Masalah yang kerap dialami ibu hamil, yaitu sulit tidur, umumnya pada kehamilan trimester pertama dan trimester akhir. Bolak- balik ke kamar mandi untuk berkemih, rasa lapar, sakit perut, kram kaki, kecemasan, RLS (restless leg syndrome), hingga pasangan yang mendengkur, bisa jadi gangguan tidur di malam hari.
Posisi tidur juga bisa jadi merepotkan. Mau tengkurap? Jelas tidak mungkin. Tidur telentang, menurut National Sleep Foundation dalam situsnya, tidak dianjurkan setelah trimester pertama. Alasannya, posisi ini bisa memberi tekanan berlebih pada pembuluh darah di punggung. 
Tidur miring dengan kaki ditekuk dinyatakan yang paling nyaman. Selain memudahkan sistem sirkulasi di dalam tubuh juga memperlancar aliran nutrisi ke janin.
Supaya ibu hamil tidur nyenyak:
  • Jangan konsumsi kafein menjelang malam.
  • Minum setidaknya 8 gelas air sehari. Tetapi jangan banyak minum sebelum tidur.
  • Tetap olah raga di pagi atau sore hari
  • Latihan rileksasi, seperti pernapasan dalam dan meditasi juga bisa menjadi pengantar tidur yang baik. 
  • Ngemil sebelum tidur supaya di tengah malam tidak kelaparan. Pilih makanan berprotein dan karbohidrat kompleks seperti roti gandum, keju, atau susu hangat. Hindari makanan manis.
  • Jangan banyak konsumsi makanan berbumbu rempah, pedas, asam, dan gorengan, untuk mencegah sakit perut.
  • Mandi air hangat di sore hari akan membuat tubuh lebih rileks dan bisa tidur pulas. Pastikan suhu udara dalam ruangan terasa nyaman, tidak membuat Anda kepanasan atau Kedinginan.
  • Jangan terlalu lama tidur siang.
  • Jika mengalami RLS, konsulta- sikan ke dokter. Mungkin Anda mengalami defisiensi folat dan zat besi.
  • Membaca buku atau menuiis catatan harian ketika susah tidur melanda, akan memudahkan Anda untuk bisa merasakan kantuk dan kembali tertidur.