Sunday, March 17, 2013

Sering Main Gadget Membuat Anak Sulit Bersosialisasi


Saat ini banyak orangtua yang membiarkan anaknya yang masih balita bermain handphone, tablet, konsol game hingga laptop. Namun tahukah Anda, ada bahaya mengancam tumbuh kembang anak yang keranjingan main gadget. Efek ketagihan main gadget, lupa makan dan istirahat, kurang bersosialisasi, menyebabkan kerusakan pada mata hingga berprilaku agresif adalah beberapa dampak anak keseringan main gadget. Bagaimana orangtua menyikapi hal tersebut?


Bukan hanya orang dewasa yang addict terhadap gadget anak balita (bawah lima tahun) pun, banyak yang sudah kecanduan bermain gadget. Maklum fitur hiburan menarik seperti musik, video, dan game membuat anak keranjingan main gadget. Apalagi banyak orangtua yang menjadikan gadget sebagai alat untuk membuat anaknya tenang.

Menurut Irma Gustiana A, M.Psi, Psi, psikolog dari Klinik Rumah Hati, Jakarta, bila sejak usia dini anak sudah dibiarkan bermain gadget bisa memberikan pengaruh buruk bagi tumbuh kembang anak bahkan membuat anak kecanduan (addicted). “Gadget lebih banyak negatifnya jika dimainkan anak,” terang Irma. Senada dengan Irma, Harfiah Putu Ponco, M.Psi, Psi, psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mengatakan hal serupa. Gadget sebaiknya dihindari bagi anak hingga usia tiga tahun. “Balita itu harusnya lebih banyak berinteraksi dengan orangtua, Keluarga dan teman-'teman sebayanya bukan asyik main gadget,” ujar Harfiah.

Namun nyatanya banyak orangtua yang membiarkan anaknya yang masih balita bermain handphone, tablet, konsol game hingga laptop. Menurut Irma banyak anak yang memainkan gadget bermula dari tertarik melihat orangtua yang sering menggunakan gadget di depan anaknya. “Ini membahayakan bagi anak yang masih balita. Selain bisa mengganggu kesehatan mata, juga mengganggu pertumbuhan, kemampuan komunikasinya tidak berkembang, hingga keterampilan bersosialisasi berkurang. Dampaknya anak menjadi pendiam, penyendiri, lebih suka tinggal di rumah dan asyik dengan dunianya sendiri tanpa peduli lingkungan sekitarnya,” jelas Irma.

Nah, bagi orangtua hati-hati jika ingin mengenalkan gadget pada anak balitanya sebagai media agar anak mau makan, atau hal lainnya yang positif. Hal itu dilakukan asal terpantau secara kontinyu oleh orangtua. Apalagi radiasi gadget bisa membahayakan otak anak. “Sebenarnya jika diarahkan pada hal yang positif, seperti memberikan permainan edukatif yang terdapat pada gadget seperti permainan mazes (labirin) mencocokkan gambar mengenai huruf, angka, bentuk, binatang, buah atau menyanyikan lagu anak, gadget bisa bermanfaat juga. Tapi selalu waspada terhadap bahaya' keseringan menggunakan gadget bagi balita," tambah Irma.

Bagi anak yang kurang melakukan aktivitas karena senang main game atau gadget lainnya banyak berdampak kurang tertariknya anak untuk berinteraksi dengan orang lain, keterlambatan berkomunikasi, masalah konsentrasi, dan sebagainya. “Balita pada dasarnya adalah petualang. Maka permainan yang baik untuk perkembangan psikologis balita adalah permainan-permainan yang dapat memancingnya untuk bergerak, bereksperimen, berkreasi, dan berinteraksi sosial,” tandas Harfiah.

Adapun dampak negatif anak yang sering main gadget:
  1. Menyebabkan obesitas karena anak jadi malas bergerak
  2. Pola makan dan tidur menjadi terganggu
  3. Ada kemungkinan mengalami addicted
  4. Kerusakan pada mata sejak dini, karena mata anak yang sedang berkembangharus dipaksakan melihat layar yang kecil
  5. Munculnya perilaku agfesif
  6. Mengnilangkan konsentrasi 
  7. Kurang minat pada lingkungan sosial
  8. Lebih mudah stres dan lelah.


Sementara itu, jika mengizinkan anak bermain gadget, Harfiah mengatakan orangtua harus mengawasi penggunaannya dan dibatasi. Jangan sampai anak kurang bersosialisasi dengan teman seusianya karena senang main game baik di konsol game, handphone atau laptop. “Boleh saja balita diberikan gadget tapi harus diperhatikan jika anak tak lupa bermain dengan anak-anak seusianya dan lebih banyak beraktivitas yang merangsang pertumbuhan anak,” jelasnya.

Adapun beberapa jenis permainan yang baik bagi anak:
  • Permainan yang dapat merangsang perkembangan fisik seperti lari, lompat, berguling, menendang, dan merangkak juga permainan yang dapat merangsang perkembangan motorik seperti memegang pensil dengan tepat, dan mengancingkan celana baju.
  • Permainan yang merangsang perkembangan kognitif seperti mainan yang dapat merangsang daya nalar dan konsep berpikir. Misalnya logico seperti, alpabeth blocks, dan map puzzle.
  • Permainan yang dapat merangsang perkembangan sosial-emosi dan melakukan komunikasi dua arah, interaktif dengan lingkungan, ataupun jika ia sedang sendiri maka anak yang memiliki mainan yang memiliki unsur edukasi akan terlihat antusias, terlihat akan mengoceh sendiri menikmati permainan, bahkan ada yang sambil bercerita (role play). Hal itu dapat merangsang perkembangan emosinya. Tesar

Sumber : Tabloid Femme

No comments:

Post a Comment